Wednesday, 6 May 2015

Bestfriend. Yay or Nay?

Pagi ini aku mendapatkan kabar baik dari temanku yang sudah sampai di Bali, Fau!
Dia mengirimkan aku pesan.

"Si bule yg tinggal ma gw namanya paul, dia blng nama qt b2 hmpir mirip trus gw blng gw di bandung (kosan) dipanggilnya paul juga krn orng unda gak blng F jadi P trus dia ktwa ngakak, pagi ini dia buatin telur, keju ma tomat buat gw sarapan ma susu. oh my god untuk makanan gw tersiksa".

Dengan mendapatkan pesan seperti itu saja aku senang berarti dia sudah mempunyai teman untuk mengobrol dan mungkin bisa menjaga dia disana selain saudaranya.

Ngomong-ngomong tentang Bali.
Aku ingin lagi pergi ke Bali bulan Agustus nanti karena salah satu teman hebat ku yang ngajak kesana, namanya Ajeng Austi Nurani. Dia orang Indonesia yang sedang kuliah di Belanda tapi sedang Internship di Bangkok dan mempunyai pacar orang Australia. How lucky!
 
Lalu salah satu alasan aku ingin pergi lagi ke Bali karena aku sedang mencintai gamelan Bali. Bulan Desember tahun lalu aku sempat ke Bali bersama keluarga untuk kedua kalinya. Di sepanjang perjalanan menuju tempat-tempat wisata, driver yang mengantarkan kita selalu mendengarkan gamelan Bali di mobil. Dengan wangi sesajen yang khas dan mendengarkan gamelan Bali yang merdu selalu mengingatkan aku akan Pulau Bali yang indah. Makanya aku ingin lagi pergi ke Bali bulan Agustus. InsyaAllah.

Selain gamelan Bali, berkumpul bersama teman-teman juga menjadi hal terpenting buat ku. Eccy, Fau, Iko, Ajeng dan aku adalah teman dekat dari kuliah. Aku dan mereka berencana untuk bertemu di Bali bulan Agustus. Kenapa kita ingin bertemu di Bali, karena kita jarang bertemu di luar Bandung apalagi dengan Ajeng Austi Nurani ini, saking sibuknya kuliah dan magang jadi kita susah untuk ketemu.

Mereka teman-teman dekat ku dan sudah aku anggap sebagai Sisters. Sister adalah panggilan untuk kakak atau adik perempuan. Ya begitulah, mereka sudah aku anggap seperti kakak/adik. Saling membantu, saling tukar pikiran, saling curhat, saling memberi nasihat, ketawa-ketawa, mengingatkan ibadah, marah untuk kebaikan, berantem dan lainnya sudah kami lewati fase itu semua. Mereka yang terbaik, ya... sebagai Sisters.

Aku tidak punya sahabat, karena saat SD sampai SMA aku punya sahabat yang sangat dekat dengan ku. Tapi setelah kuliah mereka menghilang begitu saja. Ada yang menikah tidak mengundang, ada yang sudah punya anak sudah 2 tahun tapi aku tidak tahu kapan nikahnya, ada yang lulus kuliah lalu wisuda tapi tida berkabar, ah, banyak lah. Mulai saat itu aku tidak suka kalau aku dianggap bersahabat dengan si ini dan si itu. Kalau aku punya teman perempuan yang menurutku nyaman untuk berbagai hal, aku sebut mereka Sisters. Aku hanya punya 3 kriteria dalam pertemanan, teman, teman dekat dan sisters (untuk perempuan). Tapi kalau mereka mau menyebut aku sahabat mereka ya... it's ok, itu hak mereka, tapi maaf saja kalau aku tidak bisa menyebut mereka dengan sebutan sahabat atau lebih gaulnya BFF (Best Friend Forever).

Aku nggak suka dengan teman yang over protective, yang suka melarang aku melakukan sesuatu dengan teman lain yang aku punya. Aku sempat punya teman seperti itu dan aku langsung bilang ke teman aku itu supaya dia mengerti kalau aku tidak suka di kekang seperti itu karena teman ku bukan hanya dia saja.

Teman bukan hanya untuk menemani kita di saat senang saja, menurut ku teman itu adalah bagian dari keluarga kedua yang bisa berbagi cerita, tawa, tangis dan hal apapun itu yang bisa membuat kita nyaman di dekat mereka.

Rin. xx

No comments:

Post a Comment