Monday, 21 November 2016

ABCD School of Coffee

Hello Bloggers!

Kemarin saat aku bikin blog tentang Travelling : Jogjakarta, kalian pasti baca (kalau di baca blognya engga di scroll doang haha) aku sempat mengunjungi Ruang Seduh Jogja, nah sekarang aku mau cerita tentang kenapa aku pergi ke Ruang Seduh padahal masih banyak Coffee Shop lain di Jogja. (Instagram : Ruang Seduh)

Oke awal mulanya aku memang ingin punya Coffee Shop sendiri karena aku pribadi suka sekali kopi. Rencana ingin punya Coffee Shop ini memang sudah dari 1 tahun yang lalu. Tapi aku bingung untuk memulainya karena aku tidak punya basic apa-apa tentang kopi. Yang aku tahu hanya Arabika, Robusta, Roasting, Espresso Machine dan Manual Brewing, hanya tahu di permukaan saja tidak secara mendalam. Lalu Ayah ku menyarankan untuk mencari sekolah atau kursus untuk mengenal dunia kopi lebih dalam. Aku cari di Instagram sempat buka YouTube juga, akhirnya aku menemukan ABCD (A Bunch of Caffeine Dealers) Coffee atau bisa kalian cek di Instagram : @abcd_coffee .
Lalu aku melakukan pendaftaran untuk kursus kopi dan di mulai pada tanggal 19 Oktober sampai dengan 21 Oktober pukul 10.00-14.30. Kalian juga bisa lihat jadwal untuk kursus di Instagramnya.
Aku masuk di Batch 175 bersama 2 orang teman ku yaitu, Handy dan Ka Michael.

Hari pertama, kita belajar tentang Sejarah Kopi, kopi apa saja yang ada di Indonesia&dunia, kenapa kopi bisa masuk Indonesia, dari mana saja kopi itu berasal.

Hari kedua, kita belajar jenis-jenis kopi, macam-macam kopi, jenis roasting, penyimpanan kopi, alat-alat kopi dan cupping dan banyak lagi.

Hari ketiga, kita belajar tentang susu, ternyata susu itu penting juga apalagi untuk membuat cappuccino dan latte atau kalian mau buat latte art, seru deh pokoknya! Lalu kita praktek memakai mesin espresso dan belajar membuat latte art. Gampang? Mana ada! Membuat latte art itu harus banyak belajar dan tekun, biar engga patah hati(?) maksudnya biar bagus bikin heartnya hehehe

Ya secara garis besar seperti itu, aku tidak bisa menjelaskan semua, kalau kalian mau tahu lebih lanjut, aku sarankan sih untuk langsung aja daftar kesana hehe

Untuk jadwal dan price, kalian bisa langsung email aja, cek email dan info selanjutnya di @abcd_coffee .

Nah kenapa aku ke Ruang Seduh yang ada di Jogja, karena Ruang Seduh itu adalah Coffee Shop dari ABCD Coffee, begitu. Kalian yang di Jakarta bisa ke Ruang Seduh di Jl. Kemang Raya 8B (di belakang Aksara) dan yang di Jogjakarta Jl. Tirtodipuran 46.

Aku bikin review ini bukan untuk promosi, hanya sharing apa yang sudah aku pelajari aja, siapa tahu kalian mau belajar kopi juga. Engga akan rugi, malah nambah pengetahuan kita tentang dunia kopi. Trainersnya baik-baik kok, kalau kalian engga ngerti bisa tanya lebih banyak disana. Setidaknya kalau kalian mau buka Coffee Shop sudah tahu basic-basicnya hehe

Segitu doang sih yang mau aku sharing. Semoga kalian kepoin Instagram nya.
Oiya, setelah kalian selesai ikut kursus, kalian akan dapat sertifikat loh!
So, what are you waiting for? *heyaaa

Kopi yang selalu di buatkan Trainers setiap hari.

Percobaan pertama membuat latte art

Percobaan kedua dan ketiga, not bad lah ya, percobaan seterusnya ma berantakan haha
Handy, Ka Michael, Kak Til, Aku dan Ka Izman.


ABCD Coffee



Ruang Seduh



Sekian dan terimakasih. Selamat Malam.
Rin.xx

Sunday, 20 November 2016

Travelling : Jogjakarta

Hallooo, baru lagi ngeblog setelah sekian lama, bukan karena engga ada bahasan tapi karena emang males ngetik aja sih hehe *selalu

Btw kenapa judulnya Travelling (dengan 2 huruf L) bukan Traveling (dengan 1 huruf L)?
Aku juga bingung awalnya, kenapa berbeda. Tapi dua-duanya sama kok artinya dan engga ada yang salah. Kenapa? Karena,

So, is it traveling or travelling? That depends on where you are writing and who is your audience.
Travelling is the preferred spelling in British English.
Traveling is the preferred spelling in American English.
Whether you’re talking about travelled or traveled or traveller or traveler, these same preferences still apply.

( baca disini penjelasannya : Travelling of Traveling : What's the Difference? )

Yaa sekilas lah ya tentang Perbedaan penulisan Travelling dan Traveling hehe

Travelling to Jogjakarta


Day 1

Kalau aku mendengar kata Jogjakarta pasti yang aku pikirkan adalah rumah kedua yang nyaman dengan segudang seniman dan orang-orangnya yang ramah juga baik hati. Entah kenapa aku sangat mencintai Jogja seperti mencintai rumahku di Bandung. Perjalanan ke Jogja ini sudah aku rencanakan jauh-jauh hari karena aku berniat untuk pergi dengan uangku sendiri tanpa minta sama orangtua. Begitupun teman ku, Iko, dia pun sangat ingin pergi ke Jogja untuk berlibur, jadi kita rencanakan perjalanan ke Jogja ini dengan cukup matang. Dari mencari tiket kereta Ekonomi, mencari penginapan yang murah tapi nyaman, mencari kendaraan yang bias kita sewa selama disana dan tentunya mencari tempat wisata yang sedang hits disana.

Rencananya kita berangkat hari Rabu tanggal 16 sampai dengan hari Jumat tanggal 18. Lalu aku beli tiket kereta kelas Ekonomi dari Stasiun Bandung (Kiaracondong) ke Stasiun Lempuyangan dengan harga Rp. 94.000 dan pulangnya dari Stasiun Lempuyangan ke Stasiun Bandung (Kiaracondong) dengan harga Rp. 84.000. Kalau kalian ingin agak nyaman di kereta yaa aku sarankan beli yang kelas Bisnis aja sih.

Lalu aku mencari penginapan yang dekat dengan Stasiun Lempuyangan, aku mencari penginapannya online di Agoda dan mendapatkan Sky Hotel dengan harga 75rb/malam. Aku mengambil 2malam jadi yaa 150rb/orang. Cukup murah kan untuk tempat menginap dan menyimpan barang-barang hehe

Sewa kendaraan juga cukup banyak dekat Stasiun, tepatnya di depannya. Tapi sesampainya aku disana, motornya sudah di sewa kan oleh tante ku, Tante Anne, harga untuk sewa motor 70rb/hari, aku menyewa 3hari dan enaknya motornya bisa kita simpan di hotel tanpa bolak-balik simpan motor dan kalau mau nambah hari sewa nya kita tinggal sms aja penyewanya. Gampaaang~

Sesampainya di Jogja, aku di jemput sama Tante Anne dan anaknya Shasa. Jadi kita pergi ke Hotel dengan 2 motor.Setelah sampai Hotel aku langsung unpacking, mandi dan solat. Lalu kita pergi deh ke salah satu tempat makan yang lagi hits di Jogja, yaitu The House of Raminten. Untuk harga makanan disini termasuk murah dan enak, penyajiannya juga cepat (kalau bukan weekend). Kalau weekend kalian harus sabar nunggu karena pasti banyak banget yang dating dan kalian pasti masuk dalam daftar waiting list. Tapi karena aku pas ke sana hari biasa jadi langsung dapet tempat duduk deh dan makanannya cepet dating juga.

Wikipedia : The House of Raminten
Setelah dari The House of Raminten kita ke Mesjid dulu untuk solat Maghrib, katanya itu Mesjid tertua di Jogja setelah solat Maghrib kita langsung menuju Jl. Malioboro untuk jalan-jalan malam. Lalu pergi ke Titik Nol Jogja dan ke Tugu Jogja.

Tante Anne, Shasa dan Iko.
Photo by me. Wikipedia : Tugu Jogja

Kita di Tugu Jogja sudah malam dan lumayan banyak orang dan kalau memang berani, kalian boleh kok menyebrang mendekat ke Tugu nya, tapi karena aku takut jadi hanya berfoto dari pinggir saja. Lelah juga baru sampai di Jogja langsung di ajak kemana-mana, akhirnya kita pulang ke Hotel dan bersiap untuk hari selanjutnya!

Day 2

Pagi hari di hari kedua ini Iko dan aku tidak bisa bangun pagi, padahal rencananya akan pergi pukul 7 tapi kita baru bangun pukul 8 dan pergi sekitar pukul setengah 9. Hari ini panas, panas banget. Baru lagi merasakan panas di Jogja setelah February lalu ke Jogja juga. Kita memutuskan untuk pergi ke Benteng Vredeburg, walaupun aku sudah pernah kesana tapi aku suka melihat diorama yang ada di dalamnya, melihat cerita para pejuang yang ingin memerdekakan Indonesia dan cerita-cerita tentang Jogja yang di bentuk dalam diorama itu seru. Disana ada 3 ruangan Diorama dan semuanya cerita yang berlatar belakang di Jogjakarta. Seru deh, harus banget kesana. Tiket masuknya cuma 2rb/orang, jadi jangan terlewatkan lah.


Setelah dari Benteng Vredeburg, kita pergi ke Keraton Jogja, tinggal luruuuus aja dari jalan keluar Benteng Vredeburg, engga jauh kok dan kalau kalian bingung bisa tanya-tanya aja sama orang situ. Tiket masuk ke Keraton Jogja 5ribu/orang dan kamera 2ribu, boleh bawa makan dan minuman ringan ke Keraton asalkan jangan buang sampah sembarangan yaa.




Setelah dari Keraton Jogja, destinasi kita selanjutnya adalah pergi ke suatu tempat indoor di XT Square, yang katanya lagi ngehits banget disana karena aku anaknya hits banget *apaan* jadi harus banget dong pergi kesana hehe. Nama tempatnya adalah De Mata Trick Eye dan De Arca, aku tahu tempat hits ini dari salah satu website yang membahas tentang Jogjakarta, pokoknya web nya lengkap banget deh, mulai dari penginapan, kuliner, tempat wisata, sewa motor/mobil dan banyak lagi.
Kalau kalian mau ke Jogja, coba deh buka link ini : Yogyakarta
Semuanya lengkap disitu, makasih juga sih yang udah bikin website itu, sangat membantu hehe

Sampai deh kita di XT Square, walaupun agak bingung tempatnya dimana tapi seperti biasa, harus bertanya, kalau engga bertanya ya tersesat di Jogja hehe.
Di XT Square ada 2 macam tempat, ada De Mata Trick Eye dan De Arca. Harga tiket masuk terusan ke De Mata Trick Eye 1, 2 dan De Arca itu 85rb/orang, kalian bebas foto-foto pakai apapun, mau handphone, DSLR, Camdig, apapun deh bebas dan engga di waktu kok di dalemnya. Seru deh.

Ini sebagian foto-foto yang aku dan Iko ambil di De Mata Trick Eye Museum 1&2 dan De Arca.

De Mata Trick Eye Museum


 De Arca Museum



Masih banyak foto-fotonya tapi aku upload di Facebook, silahkan lihat Facebook aku : Rini Wulandari
Setelah dari XT Square kita pergi ke Mall Galeria yang kata mas-mas nya dekat dengan Stasiun Lempuyangan, sudah berapa putaran kita mencari Mall Galeria, akhirnya kita sampai dan makan di sana.

Day 3

Nah di hari ketiga kita pergi ke Taman Sari atau orang-orang sering menyebutnya Water Castle, semua orang yang tahu tentang Water Castle adalah tempat dimana pemandian untuk raja dan keluarganya, padahal bukan itu saja. Baca disini : Taman Sari Yogyakarta
Sebenarnya banyak yang diceritakan oleh salah satu Tour Guide disana tapi aku lupa saking banyaknya dan kita sangat buru-buru karena mengejar waktu untuk check out hotel pukul 12 siang. Jadi kita hanya pergi sampai masjid taman sari yang sangat terkenal, masjid itu dipakai untuk solat raja dan keluarganya, tangga-tangga yang ada ditengah masjid itu menuju ke atas itu menunjukan arah kiblat, lalu ada 5 tangga yang mengandung arti rukun islam dan ada 9 anak tangga di tiap tangganya yang mengandung arti wali songo, pokoknya tiap sudut yang di buat di daerah Taman Sari pasti ada arti dan makna nya. Begitulah kira-kira. (Kalau ada yang salah tolong komen untuk koreksi yaa).



Menurut aku sih kalau kalian mau ke Taman Sari harus santai karena wilayahnya yang besar harus di jelajahi satu-satu, engga bisa ngebut karena engga akan ngerti juga apa itu Taman Sari. Luangkan waktu ya kalau mau kesini.

Setelah dari Taman Sari, kita segera pulang ke hotel untuk packing dan mandi karena hari ini lebih panas dari hari sebelumnya (jangan kelewatan beli beras kencur dingin di Taman Sari, endes hehe). Akhirnya kita check out dari hotel dan langsung menuju rumah Tante Anne untuk menitipkan barang bawaan karena masih ada 4 destinasi lagi yang harus kita datangi. Sesampainya di rumah Tante Anne, kita langsung pergi lagi beli Bakpia Kurnia dan Wajik Ny.Week. Tempatnya berbeda dan agak jauh, jadi aku agak ngebut sih bawa motornya karena mengejar waktu yang tinggal sedikit. Setelah beli Bakpia dan Wajik, kita balik lagi ke rumah, simpan oleh-oleh dan pergi lagi ke Ruang Seduh Jogja. Ruang Seduh Jogja adalah tempat ngopi punya ABCD Coffee, kalian bisa liat Instagramnya di @abcd_coffee atau @ruangseduh. Kita pergi kesana karena mau bertemu dengan teman sekelas sewaktu les kopi di ABCD, yaitu Handy. Ternyata hanya 3 menit dari rumah Tante Anne. Akhirnya sampaaaaai, senangnya bisa ngopi hehe

Di Ruang Seduh, aku pesan Latte dan Iko pesan Cappucino. Tempatnya lucu, serba putih, espresso mesinnya putih, cangkirnya, meja dan kursinya, temboknya, interior, semuanya deh, lucu abis! Kalau kalian emang ingin mencoba the real coffee *etdah* kalian harus banget ke Ruang Seduh. Sebenernya kalian bisa nyoba seduh sendiri kopinya atau bikin sendiri latte art nya, yaa apa daya kalau aku nyoba bikin latte artnya bisa-bisa jadi broken heart bukan heart hahaha. Kopi hari ini adalah hasil blend dari Om Hendri, namanya Phat Uncle, menurut aku sih enak, refreshing gitu. Engga kerasa ngobrol-ngobrol dan hujan di luar mulai deras. Handy sudah di telepon sama ade nya dan diapun pergi duluan, aku dan Iko masih di Ruang Seduh menunggu hujan reda sambal ngopi dan foto-foto disana. Setelah hujan reda kita langsung pergi lagi ke destinasi selanjutnya yaitu Malioboro, beli oleh-oleh lagi. Hanya satu jam kita mencari oleh-oleh disana karena kita harus sudah di Stasiun pukul 18.00 dan keretanya berangkat pukul 18.58. Setelah dari Malioboro, kita langsung pulang ke rumah Tante Anne dan packing semua barang yang akan di bawa. Setelah aku beres mandi dan solat, aku, Iko, Shasa dan Om Nonot langsung pergi ke Stasiun, sedangkan Tante Anne sudah pergi duluan untuk mengembalikan motor sewaan kita. Sesampainya di Stasiun, aku menghampiri Tante Anne yang ada di warung penyewaan motor, ternyata penyewanya tidak ada, dan KTP aku di penyewanya. Dan sampai sekarang KTP aku masih di Jogja, harus balik lagi kayanya hehe.

Ya begitulah cerita travelling kali ini, semoga bermanfaat, kalau engga juga ya diambil hikmahnya aja hehe


“Travel is the only thing you buy that makes you richer.”  – Anonymous


Rin.xx