Lama banget ya nerusin part 2 nya, maafkan. Mari kita mulai dengan mengenalkan Aberdeen.
Mungkin kalian engga banyak yang tahu dimana Aberdeen, sama sepertiku, awalnya aku agak bingung di ajak Ayah ke Aberdeen untuk visit workshop.
Aberdeen adalah kota terbesar ketiga di Skotlandia dan juga terbesar ke-29 di seantero Inggris Raya. Penduduknya berjumlah 220.420 jiwa. Pada pertengahan abad ke-18 dan 20, Aberdeen banyak memiliki pabrik lokal pengusaha granit abu-abu, yang dapat berkilau seperti perak karena tingginya kandungan mika.Sejak penemuan North Sea oil pada 1970-an,nama lainnya adalah kota besar penghasil minyak Eropa. Industri tradisionalnya adalah pemancingan, pembuatan kertas, pembuatan kapal, dan tekstil kini telah diambil alih oleh industri minyak dan dan pelabuhan laut Aberdeen. Pelabuhan udara Aberdeen kini adalah salah satu dari pelabuhan udara tersibuk di Eropa dan pelabuhan lautnya adalah yang terbesar di timur laut Skotlandia.
(Di ambil dari Wikipedia)
Oh aku mengerti kenapa workshop yang akan Ayah datangi ada di Aberdeen, karena Aberdeen adalah kota penghasil minyak dan Ayah ku bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta yang bekerja di bidang Engine Industrial untuk minyak dan gas. Oke oke, aku mengerti.
Nah sekarang kita terusin cerita dari Blog aku sebelumnya.
Akhirnya aku sampai di Aberdeen!
Setiap aku sampai di Airport aku super duper terkesan sih dengan cara kerja dan keramahan pekerja-pekerjanya. Yang harus kalian tahu dan antisipasi kalau pergi ke luar negeri adalah engga usah deh bawa barang banyak di tas kalian, bakal super duper ribet saat masuk Custom, apalagi kalau harus semua isi tas di keluarkan dan butuh waktu lama untuk masuk-masukinnya lagi. Bawa yang sekira nya kalian butuhkan aja saat di pesawat.
Rata-rata Airport di luar negeri memang keren kali ya. Airport Aberdeen juga keren sama seperti Airport Heatrow London. Cuma yang aku sayangkan cara untuk mengambil kopernya kurang begitu efektif, mungkin karena bangunan nya baru di buat jadi belum sepenuhnya efektif tapi overall keren sih. Setelah aku ambil koper, aku menunggu di tempat tunggu Taxi untuk pergi langsung ke Hotel.
Setelah setengah jam berkendara aku sampai di Hotel. Saat ku lihat sekitar, lingkungannya sangat bersih, sepi, sepi dan sepi. Kok sepi banget? Ternyata aku bukan di daerah sekitar kota, tapi aku suka! Bangunan seperti yang sering aku lihat di televisi, sepi, dingin, kemana-mana jalan kaki, santai dan harus kalian tahu kalau orang-orang Aberdeen itu super duper ramah. Loved it!
Unpacking di mulai dan setelah aku lihat banyak baju yang sepertinya salah bawa, seharusnya aku lebih banyak membawa sweater karena dinginnya itu bukan dingin seperti udara Bandung tahun 90-an, dinginnya itu kalau kalian diam di dalam freezer. Sebenarnya yang membuat udara lebih dingin kalau ada angin aja sih, kalau anginnya tidak begitu kencang tidak akan begitu dingin. Suhu paling dingin yang pernah aku rasakan disana hanya sampai 3 derajat, tidak sampai minus.
Setelah unpacking, Ayah, temannya dan aku pergi ke Mall dekat Hotel. Namanya Union Square, tapi mostly toko disana sudah tutup. Aku bertanya pada orang sekitar dan mereka bilang kalau di Aberdeen toko tutup paling malam sampai pukul 5/6 sore, yang buka sampai malam kira-kira pukul 11 itu hanya restoran saja. Jadi aku ke Mall hanya untuk makan malam saja. Makan malam pertama kita di Aberdeen adalah Pasta, karena sudah tidak tahu harus makan apa disana, mungkin yang paling aman pasta atau fish and chips. Setelah makan malam kita pulang sekitar pukul 9 malam dan udara makin saja dingin.
Hari kedua masih di workshop yang sama aku pergi pukul 8 dan hari ini aku sendirian di tempat meeting ditemani banyak kue coklat karena ayah dan yang lainnya pergi ke workshop untuk mengecek engine.
Aku diam di ruangan meeting sampai jam makan siang, lalu kita makan siang bersama di ruangan meeting, cukup kaget karena makin banyak orang yang datang dan semua mata tertuju padaku. Makan siang disana hanya light meal gitu lah, roti, coke, chips dan dessert. Mereka makan roti pake potato chips, kalau di kita sih disebutnya kerupuk kali ya. Visit workshop di tempat pertama sudah selesai sampai jam 4 sore lalu salah satu orang di sana bilang kalau mereka mengajak kita untuk makan malam di suatu tempat. Lalu kita pulang dan siap-siap untuk makan malam nanti.
Akhirnya kita dijemput oleh taxi yang cukup bagus dan drivernya perempuan, setelah berlama-lama di jalan yang agak padat dan aku tertidur di taxi akhirnya kita sampai. Aku lihat sekitar dan bingung, "Ini kan dermaga?". Banyak perahu-perahu besar dan ternyata restorannya mengahadap persis ke dermaga, kalau itu siang hari pasti pemandangannya bagus banget, sayangnya malam jadi hanya terlihat lampu-lampu saja. Nama restorannya The Silver Darling Restaurant, sepertinya ini restoran terbaik di daerah sini, pemandangan bagus, makanan enak dan mahal tentunya, minuman mahal, keramahan yang keterlaluan hehe suka banget deh. Seperti biasa setiap kemanapun di Aberdeen aku pesan makanan yang aman saja, ikan, ikan dan ikan. Aku hanya foto menu nya saja dan video yang mungkin engga terlalu jelas hehe.
Segini dulu deh part 2 nya. Masih banyak kok ceritanya, belum sampai London nya hehe.
Tunggu part 3 nya ya...
Rin.xx
No comments:
Post a Comment